Minggu, 25 September 2016

Teori Sastra (Menelaah teori drama, puisi, dan prosa)

1. Teori Drama
Drama adalah cerita penggalan hidup manusia yang dipentaskan di atas panggung (cerminan kehidupan manusia) bertujuan untuk menasehati / bahan refleksi / memperbaiki diri. karya sastrka darama adalah merupakan ungkapan hati seseorang yang dituangkan dalam bentuk sastra atau tulisan yang membentuk suatu tulisan dan alur cerita.
Jenis drama : drama tragedi, drama komedi, drama tragedi-komedi, drama parodi.
Contohnya:
a. Gading Cempaka
Karya Wisran Hadi
Pemain:
1. Putri Gading Cempaka (Putri bungsu Ratu Agung, Raja KerajaanBengkulu)
2. Wanita Penyanyi (Suara Hati)
3. Anak Dalam ( Putra sulung Ratu Agung. Kakak tertua Putri GadingCempaka)
4. Para Hulubalang Kerajaan
5. Para Pesirah dari Rejang Empat Pitulai
6. Beberapa punggawa
7. Para pemusik
Gading Cempaka bercerita tentang pembunuhan yang tidak tahu siapa pelakunya namun pencegahan dilanjutkan dengan menyembunyikan anak dari Putri Cempaka dan Ratu Bengkulu. Semua saling menuduh antarorang satu dengan orang lain yang berbeda budaya. Pembunuhnya ternyata belum dapat diketahui dan teringat pembunuhan Maharaja Sakti.

Unsur dalam drama:
1. Tema : Teka-teki pembunuhan yang belum dapat diselesaikan di dalam kerajaan.
2. Tokoh/Penokohan : 
Putri Gading Cempaka : baik dan sayang anak.
Hulubalang kerajaan : menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Anak Dalam : peduli dengan sesama.
Para Pesirah : 
3. Amanat :
Menyelesaikan masalah dengan saling tuduh menuduh tidak akan ada ujungnya. Janganlah membuat susah diri sendiri dengan berprasangka buruk pada seseorang. Menyelamatkan anak dalam keadaan bahaya adalah kewajiban seorang ibu dan harus diteladani.

4. Penulis
Wirsan Hadi
Beliau lahir di Padang, 27 Juli 1945. Seorang seniman dan budayawan yang memenangkan penghargaan dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. beberapa penghargaan dari luar negeri, seperti dari Thailand. Penulis prosa berdarah Minang ini adalah salah satu seniman yang konsisten berkarya hingga hari tuanya.
b. Drama Kontemporer
KATA MATI
Ketika Kata Kehilangan Makna
Karya Iverdixon Tinungki
Pemain:
1. Lelaki
2. Anak
3. Mama
4. Pelarian
5. Pengejar
Kata Mati menceritakan tentang keserakahan, keangkuhan, dan keinginan selalu abadi seorang manusia. Seorang manusia mendapat peringatan berbentuk surat dari bumi yang isinya bahwa memang hidup dan berkarya adalah dua hal yang selalu tak terpisahkan namun ingatlah saat kalian melihat orang dalam keadaan sekarat saat itulah hidupmu lebih mengutamakan ibadah. Dipentaskan dengan penuh analogi dan perumpamaan.

Unsur dalam drama:
1. Tema : kehidupan memang penuh dengan pemberontakan, cibiran, canda, dan tawa.
2. Tokoh/Penokohan :
Lelaki : berterus terang dan apa adanya.
Anak : polos.
Mama : realistis
3. Amanat :
Jangan berusaha kekal dalam kehidupan dunia ini karena ada kehidupan kekal tersendiri nantinya. Kehidupan memang sandiwara dan panggung kata yang penuh kepura-puraan oleh karena itu jangan ditambah kepalsuan dalam hidup ini.
4. Penulis
Iverdixon Tinungki lahir pada tanggal 10 Januari 1963 di Manado. Putra berdarah Sangihe Talaud ini adalah putra dari pasangan suami istri Erens Tinungki dan Triofina Sono. Pimpinan Sanggar Kreatif Manado, Menyutradarai teater, menulis puisi, cerpen, novel, Drama. Iverdixon Tinungki mulai bekerja untuk menghidupi dirinya sejak masa sekolah. Semasa bersekolah di SMP sampai SMA ia pernah menjadi penjual sayur, penjual es, dan buruh bangunan.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Wisran_Hadi
http://www.ganto.or.id/berita/1542/drama-kontemporer-sastra-indonesia.html
http://iverdixontinungki.blogspot.co.id/2012/10/drama-kontemporer-natal-kata-mati.html


2. Teori Prosa
Prosa adalah karya sastra yang menjelaskan atau mendeskripsikan suatu fakta ataupun ide sesorang secara jelas dan mengisahkan suatu sejarah atau peristiwa. Prosa berbeda dengan puisi karena prosa lebih luas.
a. Prosa Lama
Merupakan karya sastra yang belum terpengaruh oleh budaya barat.
Contohnya: Dongeng, Hikayat, Sejarah, Epos, dan Pelipur Lara.
Salah satu karyanya:
Dongeng yaitu fabel “Anak Kambing dan Serigala” oleh Aesop bercerita tentang seekor anak kambing yang ditinggal seorang penggembalanya di atas jerami dan saat itu ada seekor serigala yang ingin memakan namun kambing itu mengejek bahwa si serigala tidak mungkin meraihnya karena terlalu tinggi. Ejekan-ejekan kambing tidak membuat serigala marah malah ia berkata bahwa ia mendengar kambing itu dan ia tidak akan mendendam karena yang berbicara adalah atap bukan kambing. Jadi jangan mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan dirimu.
Unsur-unsur dalam prosa:
1) Tokoh/penokohan :
Kambing : tidak dapat mengontrol apa yang dia katakan.
Serigala : bijaksana dan tidak membesar-besarkan masalah.
2) Latar/setting :
Di tempat biasanya penggembala menggembala kambing dan di atas jerami.
3) Tema :
Perbuatan yang tidak boleh dilakukan saat dalam keadaan bahaya.
4) Penulis :
Aesop (di edit oleh Jaka Gesik)
Aesop adalah seorang penulis dongeng yang memiliki kumpulan fabel namun ada fabel oleh pengarang lain sebelum Aesop ada. Biasanya fabel atau prosa lama memang kebanyakan anonim. Aesop ini banyak mengarang cerita fabel dan filsuf dan pemikir setelah aesop menyatukan kembali pada tahun 300 SM dan diterjemahkan tahun 250 SM. Kehidupan Aesop juga tidak jelas dia diperkirakan hidup sebagai budak (pelayan) di Samos sekitar tahun 550 SM, dan asal tempat kelahirannya pun tidak jelas, walaupun banyak negara sekarang yang mengaku bahwa Aesop lahir di negara tersebut.

Sumber : http://www.ceritakecil.com/penulis-dan-pengarang-cerita/Aesop-3
http://aleemaranyaka.blogspot.co.id/2014/01/kumpulan-cerita-fabel-aesop-620-560.html
http://raudatulatun.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-serta-contoh-prosa-lama-dan.html

b. Prosa Baru
Yaitu karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh barat.
Contohnya: Cerpen, Novel, Riwayat, Kisah, dan Auto Biografi.
Salah satu karyanya:

Novel “Rumah Di Seribu Ombak” oleh Erwin Arnada bercerita tentang persahabatan dua orang anak berbeda agama namun tidak membuat perbedaan pendapat. Hari demi hari mereka lalui bersama senang susah juga dijalani bersama. Namun saat seorang sabahat yang bernama Wayan Manik menceritakan semua rahasia dirinya seakan persabatan mereka berubah. Sahabat yang bernama Samihi ternyata memiliki nasib yang lebih mujur. Pada akhirnya saat mereka dewasa Samihi sudah menyelesaikan studinya di luar negeri namun tidak pernah melupakan kampungnya. Wayan Manik yang tetap menjadi pemuda kampung itu mulai menyukai adik dari Samihi tapi cinta tidak bisa memiliki. Namun persahabatan mereka tetap abadi.

Unsur-unsur dalam prosa:
1) Tokoh/penokohan :
Wayan Manik : tabah saat menghadapi masalah apapun.
Samihi : baik, pintar, taat orang tua, tetapi tidak dapat menjaga rahasia.
2) Latar/setting :
Di Bali kampung mereka lahir adalah Kalidukuh.
3) Tema :
Persahabatan adalah sebuah ikatan yang tidak dapat dipisahkan oleh ruang dan waktu.
4) Penulis :
Erwin Arnada
dikenal publik setelah menjadi pemipin redaksi majalah Playboy, majalah pria dewasa berlisensi dari Amerika. Pria kelahiran tahun 1965 ini menjadi terdakwa kasus pelanggaran kesusilaan karena media yang dipimpinnya dituduh telah menyiarkan gambar-gambar yang dinilai melanggar kesopanan.


3. Teori Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang diciptakan oleh penyair menggunakan bahasa tertentu untuk mengungkapkan suatu perasaan tertentu.
a. Puisi Lama
yaitu puisi yang terikat oleh aturan (lama), antara lain :
1) jumlah suku kata dalam satu baris,
2) jumlah baris dalam satu bait,
3) persajakan (rima), maupun
4) irama.
Contohnya : Mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair, dan talibun.

b. Puisi Baru
Yaitu Puisi yang tidak terikat oleh (aturan) lama, seperti jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, rima dan irama.
Ciri-ciri puisi baru :
1) Bentuknya rapi, simetris
2) Mempunyai persajakan akhir yang teratur
3) Menggunakan pola sajak dan syair

Contohnya : 
Hanyut Aku oleh Amir Hamzah
Dalam sajak ini dikemukakan tema spiritual di mana si Aku merasakan hasrat kerinduan dan kecintaannya pada sang kekasih (Hanyut aku, kekasihku!/Hanyut aku/…), karena itu ia meminta kekasihnya untuk mengulurkan tangannya, menyelamatkan ia dari kehanyutannya. Si Aku merasakan kesendirian, tiada yang peduli dan dapat menenangkan hatinya hanya kesunyian yang mendalam yang membanjiri dunia batinnya, bahkan hasrat itu semakin kuat dan menolak untuk pergi dari jiwa si Aku yang semakin terhanyut: ../ Sunyinya sekelilingku!/ Tiada suara kasihan, tiada angin mendingin hati/ tiada air menolak ngelak.

Amanat : 
Memiliki kekasih yang sejati yaitu Tuhan adalah hal yang harus diteladani dalam puisi ini karena kecintaan kita kepada Tuhan akan membawa pada kemujuran.

Penulis: 
Tengkoe Amir Hamzah yang bernama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera, atau lebih dikenal hanya dengan nama pena Amir Hamzah (lahir di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Timur, Hindia Belanda, 28 Februari 1911 dan meninggal pada bulan Maret 1946. Ia keturunan bangsawan, kemenakan dan menantu Sultan Langkat, serta hidup di tengah-tengah keluarga  yang taat beragama Islam. Ia mengunjungi HIS di Tanjungpura, Mulo di Medan, dan Jakarta AMS, AI (bagian Sastra Timur) di Solo. Ia menuntut ilmu pada Sekolah Hakim Tinggi sampai kandidat. Amir Hamzah lebih banyak mengubah puisi sehingga mendapat sebutan “Raja Penyair” Pujangga Baru.


Sumber : 
http://anifnur80.blogspot.co.id/2014/05/teori-sastra-puisi-prosa-dan-drama.html
http://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/02/Biografi-Amir-Hamzah-Sastrawan-Indonesia-Angkatan-Pujangga-Baru.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar