Sabtu, 01 April 2017

SINONIM LEKSEM “MEMAKAI” DALAM BAHASA INDONESIA



SINONIM LEKSEM “MEMAKAI” DALAM BAHASA INDONESIA
Oleh
Zuni Lilaifi

Abstrak
Sinonim merupakan suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang relatif sama. Makna dalam sinonim tidak selalu mutlak. Sinonim juga dapat disebut padanan makna kata atau persamaan makna kata. Sinonim dalam kata berimbuhan selain memperhatikan makna bentuk dasar juga makna afiks. Afiks tidak memiliki makna leksika, tetapi menggunakan makna gramatikal. Jadi, untuk menghubungkan makna kata berimbuhan satu dengan yang lain harus memperhatikan afiks yang dilekati bentuk dasar.
Leksem merupakan suatu kata terkecil dalam sebuah bahasa biasa dimasukkan sebagai entri dalam sebuah kamus. Leksem juga disebut semua bentuk kata yang diasosiasikan dan berada dalam pemakaian secara umum. Bahan baku dalam proses morfologis juga termasuk dalam leksem. Jadi leksem adalah satuan leksikal abstrak terkecil baik sederhana maupun ubahan dan kompleks dari bentuk-bentuk kata dalam paradigma.
Sinonim leksem pada pengertiannya merupakan persamaan makna kata dalam saua kata terkecil dalam bahasa Indonesia. Sinonim leksem “memakai” dapat memiliki padanan makna yang tidak harus berunsur persis karena tidak mutlak. Sinonim leksem memakai, yaitu memasang, mengenakan, menyematkan, menggunakan, memansang, memanfaatkan, dan lain-lain.

Kata Kunci: sinonim, leksem, memakai, makna
Pendahuluan
Sinonim merupakan persamaan makna sebuah kata. Sinonim mendefinisikan kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Kata yang bersinonim itu kesamaannya tidak seratus persen, hanya kurang lebih saja, kesamaannya tidak bersifat mutlak, Chaer dalam bukunya. Selain itu terdapat kata berimbuhan yang memiliki sinonim dengan kata berimbuhan lain. pada kata berimbuhan terdapat afiks yang sama maknanya. Menurut Djajasudarma (1993), “sinonim digunakan untuk menyatakan sameness of meaning ‘kesamaan arti’. Hal tersebut dilihat dari kenyataan bahwa para penyusun kamus menunjukkan sejumlah perangkat kata yang memiliki makna sama.”
Sinonim leksem “memakai” juga memiliki persamaan makna kata dengan lainnya yang memiliki afiks sama. Kata memakai sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, analisis sinonim leksem “memakai” dapat mengambil contoh kata atau kalimat sehari-hari yang mudah ditemui. Afiks meN­- dalam kata memakai memiliki makna ‘melakukan sesuatu yang tersebut pada bentuk dasar, yakni pakai’. Sama dengan makna tersebut afiks meN- dibubuhkan pada bentuk dasar daki menjadi mendaki. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sinonim leksem “memakai” dapat dianalisis karena mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.


Pengertian Sinonim
Secara etimologis kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang bemakna ‘nama’ dan syn yang bermakna ‘dengan’. Secara harfiah kata sinonim berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’. Secara semantik Verhaar dalam Chaer mendefinisikan sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengna makna ungkapan lain. berdasarkan pemaparan tersebut pada intinya kata sinonim bermakna ‘nama lain dari ungkapan atau benda yang memiliki makna sama’.
Pengertian sinonim sama dengan pendapat Djajasudarma (19993) menyatakan bahwa sinonim digunakan untuk menyatakan sameness of meaning ‘kesamaan arti’. Hal tersebut dilihat dari kenyataan bahwa para penyusun kamus menunjukkan sejumlah perangkat kata yang memiliki makna sama; semua bersifat sinonim, atau satu sama lain sama makna, atau hubungan di antara kata-kata yang mirip (dianggap mirip) maknanya. Pada konteks lain sinonim bersifat tidak mutlak. Tidak mutlak berarti apabila bentuk berbeda maknapun berbeda walaupun sedikit. Contoh pada kata buruk dan jelek, keduanya tidak persis sama. Pada kata ban dikaitkan dengan roda, tetapi juga dengan ikat pinggang. Jadi, roda dan ikat pinggang memiliki makna yang sama. Namun, kenyataannya tidak ada kaitannya sama sekali.
Terdapat tiga cara untuk menentukan sinonim atau persamaan makna apabila sinonim disebut dua kata ata lebih yang memiliki makna yang sama. Tiga cara tersebut, yaitu sebagai berikut.
1.      Substansi. Kata dalam konteks tersentu disubstansi dengan kata lain dan makna konteks tidak berubah. Hal tersebut dinamakan sinonim.
2.      Pertentangan. Kata dalam konteks tertentu dipertentangkan dengan kata yang lain. hal tersebut dapat dianamakan sinonim.
3.      Penentuan konotasi. Kata yang memiliki makna kognitif sama, tapi makna emotif berbeda. Hal terbut dapat dinamakan dengan sinonim.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa sinonim terdiri dari dua kata atau lebih yang disubstasi, dipertentangkan, dan ditentukan konotasinya. Sinonim berarti tidak harus kata (bentuk dasar) dengan bentuk dasar lain, tetapi juga kata (berimbuhan) dengan bentuk dasar. Contoh paling umum yakni mati dan meninggal.


Sinonim Leksem “Memakai”
Fungsi afiks meN- mempunyani fungsi membentuk verba. Bentuk dasar yang dibentuk meN- bisa berupa pokok kata verba, seperti beli, tuang, taruh, ambil, pakai, dan lain-lain. Pokok kata verba tersebut berubah menjadi membeli, menuang, mengambil, memakai. Terdapat proses peleburan dalam pokok kata verba yang mendapat afiks meN- dan variasinya. Pada pembahasan ini dipaparkan sinonim dari salah satu bentukan tersebut. Berikut adalah sinonim leksem  dari memakai. Memakai = menggunakan = mengenakan = menyematkan = memanfaatkan = mendayagunakan = memasang = memerlukan.
Sinonim dari leksem tersebut memiliki makna ‘melakukan pekerjaan pada bentuk dasar’. Memakai memiliki makna ‘melakukan pekerjaan atau kegiatan pakai’. Menggunakan mempunyai makna ‘melakukan pekerjaan atau kegiatan guna’. Mengenakan memiliki makna ‘melakukan kegiatan atau pekerjaan kena’. Menyematkan mempunyai makna ‘melakukan pekerjaan semat’. Memanfaatkan memiliki makna ‘membuat sesuatu menjadi manfaat’. Mendayagunakan mempunyai makna ‘melakukan pekerjaan daya guna’. Memasang memiliki makna ‘melakukan pekerjaan atau kegiatan pasang’. Memerlukan mempunyai makna ‘melakukan kegiatan atau pekerjaan perlu’.
Pada leksem memakai mengalami peleburan atau peluluhan pada kata pakai. Hal tersebut merupakan perubahan fonem dalam proses morfofonemis bahasa Indonesia. Pada kasus tersebut, menurut Muslich (2009:42) fonem /N/ pada afiks meN- berubah menjadi /m/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p/, /b/, dan /f/. Pada sinonim memakai yang memiliki kaidah yang sama adalah memasang dan memerlukan. Namun, kaidah tersebut memiliki pembahasan yang berbeda pada fonem yang melekat. Pada bentuk dasar yang berawal fonem /p/ akan mengalami peluluhan. Pada bentuk dasar yang berawal fonem /b/ dan /f/ tidak mengalami peluluhan.
Sinonim dalam hal ini persamaan makna kata tidak bersifat mutlak. Hal tersebut berarti yang terlihat seperti sinonim suatu kata, tetapi ternyata bukan sinonim, sedangkan yang tidak terlihat seperti sinonim, ternyata sinonim. Pada kata memakai dengan memanfaatkan. Dua kata tersebut seakan-akan bukan dua kata yang bersinonim karena memiliki makna afiks yang berbeda. Penyebab tidak mutlak karena suatu bentuk yang berbeda akan digolongkan sinonim bila memiliki makna yang sama. Bukan makna leksikal saja  melainkan makna gramatikal dan tidak mengesampingkan logika.

Contoh Kata Berimbuhan meN- yang Memiliki Sinonim dengan meN- pada “Memakai”
Kata berimbuhan meN- memunyai beberapa makna bergantung pada bentuk dasar yang dilekatinya. Makna-makna meN- tersebut salah satunya ‘melakukan sesuatu yang tersebut pada bentuk dasar’. Apabila memakai merupakan verba, hal yang dipaparkan merupakan verba juga. Pemaparan meN- yang memiliki makna ‘melakukan kegiatan pada bentuk dasar’ sebagai berikut.
-          Membaca ‘melakukan pekerjaan baca’
-          Mengambil ‘melakukan pekerjaan ambil’
-          Menggambar ‘melakukan kegiatan gambar’
-          Menulis ‘melakukan kegiatan tulis’
-          Mencangkul ‘melakukan pekerjaan cangkul’
-          Memikir ‘melakukan kegiatan pikir’
-          Membatik ‘melakukan pekerjaan batik’
-          Mendengar ‘melakukan kegiatan dengar’
Lebih kurang datar meN- dan yang dilekatinya memiliki makna sama dengan memakai. Berdasarkan tersebut pengimbuhan membuktikan bahwa dapat mengubah kelas kata. Pada salah satu kasus contoh bentuk dasar cangkul merupakan nomina. Namun, setelah mengalami pengimbuhan menjadi mencangkul merupakan verba. Hal tersebut sama halnya dengan memakai.



Penutup
Pada penutup dipaparkan simpulan dari artikel mengenai sinonim leksem “memakai”. Pengertian sinonim sama dengan pendapat Djajasudarma (19993) menyatakan bahwa sinonim digunakan untuk menyatakan sameness of meaning ‘kesamaan arti’. Hal tersebut dilihat dari kenyataan bahwa para penyusun kamus menunjukkan sejumlah perangkat kata yang memiliki makna sama; semua bersifat sinonim, atau satu sama lain sama makna, atau hubungan di antara kata-kata yang mirip (dianggap mirip) maknanya.
Pada kesamaan arti dari kata memakai, masing-masing memiliki peran dan bentuk berbeda, tetapi makna hampir relatif sama. Berikut adalah sinonim leksem  dari memakai. Memakai, menggunakan, mengenakan, menyematkan, memanfaatkan, mendayagunakan, memasang, memerlukan. Sinonim leksem tersebut memiliki makna ‘melakukan pekerjaan pada bentuk dasar’ (masing-masing).
Perubahan fonem dalam proses morfofonemis bahasa Indonesia misalnya pada afiks meN- dan bentuk dasar yang mengikutinya berawal dengan fonem /p/ akan mengalami peleburan atau peluluhan. Pada sinonim memakai yang memiliki kaidah yang sama. Pelekatan meN- dengan bentuk dasar atau pengimbuhan membuktikan bahwa dapat mengubah kelas kata. Pada salah satu kasus contoh bentuk dasar lompat merupakan nomina. Namun, setelah mengalami pengimbuhan menjadi melompat merupakan verba. Selain itu, terdapat adjektiva yang mengalami pengimbuhan menjadi verba yakni sempit menjadi menyempit.



 
DAFRTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indoesia. Jakarta: Rineka Cipta
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantik 1: Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung: Refika Aditama
Muslich, Masnur. 2009. Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara
Sumadi. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang

Minggu, 27 November 2016

Bahasa Indonesia Keilmuan

Karya Ilmiah
1.      Pengertian karya ilmiah
Karya ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu atau hasil penelitian yang disertai dengan metodologi penelitian dan disusun sesuai kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.
2.      Aspek-aspek karya ilmiah
a.       Ontologi (berhubungan dengan objek kajian)
b.      Epistemologi (berhubungan dengan metode)
c.       Aksiologi (berhubungan dengan manfaat)
3.      Unsur-unsur karya ilmiah
a.       Gaya bahasa (diksi) harus ilmiah
b.      Sistematika
c.       Komponen dan substansi (isi)
d.      Sikap penulis
e.       Mengandung kebenaran, kejujuran, keberterimaan, dan kelogisan
4.      Ciri-ciri karya ilmiah
Pamungkas (2012:53) dalam bukunya ciri-ciri karya ilmiah yang dikutip dari Suriasumantri (1999:184) sebagai berikut.
a.       Reproduktif (maksud penulis sama dengan pembaca)
b.      Tidak ambigu (tidak memunculkan makna ganda)
c.       Tidak emotif (tidak melibatkan aspek perasaan penulis atau harus objektif)
d.      Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragraf
e.       Penggunaan istilah keilmuan
f.       Bersifat denotatif
g.      Rasional (keruntutan pikiran yang logis)
h.      Ada kohesi antarkalimat pada setiap paragraf
i.        Bersifat straightforward (tidak berbelit-belit)
j.        Penggunaan kalimat efektif
5.      Jenis-jenis karya ilmiah
a.       Artikel
Karya ilmiah yang memuat pendapat subjektif penulis mengenai sebuah peristiwa ataupun masalah tertentu.
b.      Makalah
Karya ilmiah yang menyajikan sebuah masalah yang penyelesaiannya disajikan berbagai macam data yang ada di lapangan.
c.       Skripsi
Karya ilmiah yang dibuat mahasiswa untuk mendapat gelar sarjana. Skripsi memuat pendapat penulis yang mengacu pada teori.
d.      Tesis
Karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program magister berdasarkan hasil penelitian yang memenuhi syarat ilmiah.
e.       Disertasi
Karya ilmiah yang ditulis mahasiswa calon doktor, dibimbing doktor atau guru besar. Disertasi berisi suatu penemuan penulis berfokus pada salah satu disiplin ilmu.
f.       Esai
Karya ilmiah yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu.
g.      Proposal penelitian
Karya ilmiah berisi rancangan penelitian mahasiswa.
h.      Laporan penelitian
Karya ilmiah berisi hasil pelaksanaan suatu penelitian dengan sistematika tertentu.
i.        Abstraksi
Karya ilmiah yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks.
j.        Kamus
Karya ilmiah yang disusun oleh satu atau beberapa orang dan ditujukan untuk memberi penjelasan pengertian kata dari ilmu tertentu.
k.      Karya ilmiah populer
Karya ilmiah yang bertujuan untuk komunikasi antara ilmu dan masyarakat.
l.        Buku pegangan
Karya ilmiah yang ditulis satu atau beberapa orang sebagai pedoman menggunakan secara teknis suatu benda.
m.    Ensiklopedia
Karya ilmiah yang disusun oleh pakar untuk menjelaskan pengertian kata dan latar belakang kata tersebut.
n.      Buku teks
Karya ilmiah yang ditulis seseorang atau beberapa orang mengenai suatu aspek ilmu tertentu.
6.      Syarat karya ilmiah
a.       Komunikatif
b.      Bernalar
c.       Kata-kata ekonomis (sederhana)
d.      Berlandaskan pada kaidah teoretis yang kuat
e.       Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu
f.       Memiliki sumber penopang mutakhir

g.      Dapat dipertanggungjawabkan