Minggu, 25 September 2016

Makalah: Nilai-nilai Sastra Lama Melayu Klasik

(Cover)
Nilai-nilai Sastra Lama Melayu Klasik

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada masa orang Melayu dapat mengucapkan bahasa Melayu purba tetapi belum bisa menciptakan aksara mungkin mereka telah menciptakan karya-karya sastra lisan yang diapresiasi melalui lisan jadi akan mudah hilang. Ketika orang Melayu sudah mengenal Agama Hindu dan Budha dari India mereka menciptakan karya-karya tertulis berdasarkan kaidah-kaidah dalam bahasa bersama itu. Namun keberadaan aksara dan alat tulis serta kemahiran menulis tidak dapat melawan perubahan alam jadi karya-karya orang Melayu Klasik yang dipengaruhi India (agama hindu dan Budha) sekarang tidak pernah ditemui kecuali karya-karya dalam prasasti.
Keberadaan karya Sastra Melayu Klasik yang sangat jarang namun masih mengandung nilai-nilai tertentu dalam karya sastra yang ada. Dan harus diingat nilai-nilai tertentu itu hampir semua diyakini, dianut, dan diamalkan oleh masyarakat dan anggota masyarakat yang menciptakannya. Salah satunya mengandung nilai keagamaan Hindu-Budha yang sangat pekat sehingga ketika pengaruh islam muncul nilai-nilai tersebut tersisihkan dan digantikan oleh nilai-nilai keagamaan islam.
Dalam periodisasi sastra menyebutkan masa Melayu klasik dengan kesusastraan lama atau biasa disebut dengan zaman klasik. Namun seiring perkembangan kesusastraan dan teknologi yang melahirkan karya-karya tertulis, terdapat perkembangan nilai-nilai sastra. Tetapi mendeskripsikan nilai-nilai dalam sastra lama bukanlah hal mudah karena masih menggunakan bahasa dan huruf yang berlaku pada masa itu. Perkembangan nilai-nilai sastra lama dari nilai keagamaan muncul juga nilai sosial, budaya, moral, pendidikan, psikologis, filosofis, dan historis.         

Rumusan Masalah
             Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut
1)      Apa pengertian nilai sastra?
2)      Apa sajakah nilai-nilai sastra Melayu klasik atau sastra lama?
3)      Apa sajakah ciri-ciri karya sastra lama?
4)      Bagaimana perbandingan sastra lama dengan sastra modern?




PEMBAHASAN
             Dalam makalah ini, akan dijelaskan pengertian nilai sastra, nilai-nilai karya sastra Melayu klasik, ciri-ciri karya sastra lama, dan perbandingan sastra lama dan sastra modern.

Pengertian Nilai Sastra
             Sastra adalah serapan dari bahasa sansekerta yang artinya teks yang mengandung instruksi. Kata dasar ‘sas’ yang berarti instruksi atau ajaran dalam bahasa Indonesia kata ini biasa di gunakan untuk merujuk kepada kesusastraan selain itu arti kesusastraan bisa dibagi menjadi dua yaitu tertulis dan lisan sedangkan pembagian sastra itu sendiri juga di bagi menjadi dua yaitu sastra lama (klasik) dan sastra baru (modern). Nilai sastra adalah hal hal yang berupa nilai yang bisa dijadikan acuan prilaku hidup dalam kehidupan sehari hari yang terdapat di dalam karya sastra.

Nilai-nilai Sastra Melayu Klasik
1.      Nilai budaya
Nilai yang berkaitan dengan budaya
2.      Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral
3.      Nilai agama
Nilai yang berhubungan dengan masalah keagamaan
4.      Nilai pendidikan
Nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran
5.      Nilai psikologis
Nilai yang berhubungan dengan sifat kejiwaan manusia
6.      Nilai sosial
Nilai yang berhubungan dengan kehidupan dalam masyarakat
7.      Nilai sosial budaya
Nilai yang berhubungan dengan keadaan masyarakat pada waktu itu
8.      Nilai filosofis
Nilai yang berhubungan dengan filsafat atau filsafat kehidupan manusia
9.      Nilai histori
Nilai yang berkaitan dengan peristiwa sejarah

Ciri-ciri Karya Sastra Melayu klasik
1.      Karya-karya yang dihasilkan ada masa ini lebih bersifat lisan yang diturunkan melalui ucapan dari generasi ke generasi sehingga karya sastra yang dihasilkan sudah tidak diketahui lagi siapa pencetusnya dan kapan terbentuknya.
2.      Bentuk bahasanya tetap (Melayu) tanpa perubahan yang berarti, sehingga sulit dipahami pada zaman sekarang.
3.      Dengan keabsenan dari pengarang karya sastra itu menjadi tidak bertuan dan melebur diri menjadi milik masyarakat.
4.      Ceritanya seperti gambaran masyarakat yang statis (taat dengan aturan yang ada)
5.      Umumnya karya sastra pada Melayu klasik bersifat istanasentris atau menceritakan kehidupan kerajaan dan cerita kepercayaan masyarakat.
6.      Pada umumnya pengarang pada masa sastra Melayu klasik menghasilkan karya sastra yang bersifat klise dan dalam proses pembuatan hasil karya patuh mengikuti struktur aturan yang ada.
7.      Pada umumnya karangan karya masa Melayu klasik terbentuk tradisional dan fantastis.
8.      Tokoh dalam karya sastra Melayu klasik bersifat hitam putih (yang baik selamanya akan baik dan juga sebaliknya)

Perbandingan
Karya Sastra Melayu Klasik
1.      Bentuk karya sastra lama berupa puisi masih terikat, seperti syair, pantun, hikayat, mite, legenda, dan dongeng.
2.      Bahas pada karya sastra lama menggunakan bahasa Melayu, bahasa Arab, dan bahasa daerah.
3.      Tema yang digunakan cenderung kaku dan bersifat mistis.
4.      Latar belakang penciptaannya terpengaruh pada kesastraan hindu, islam, budaya tradisional, dan karyanya anonim.
5.      Perkembangannya statis (perubahan yang sangat lambat) di sampaikan lisan atau turun temurun.

Karya Sastra Baru (Modern)
1.      Bentuk karya sastra baru berupa puisi bebas dan kontemporer seperti cerpen, novel, dan drama.
2.      Bahasa yang digunakan bahasa keseharian dan sering menggunakan bahasa asing kreatif.
3.      Tema yang di angkat seputar kemanusiaan, kemasyarakatan, kehidupan modern, dan pergaulan remaja.
4.      Latar belakang penciptaannya terpengaruh kesastraan barat, budaya industri modern, dan karyanya memiliki hak cipta pengarang individu.
5.      Perkembangannya bersifat Yunanis dan disampaikan melalui media cetak dan audio visual.


PENUTUP
Kesimpulan
Dalam karya sastra pasti ada nilai-nilai yang terkandung dalam karya tersebut. Sejak zaman sastra lama hingga sastra modern namun terdapat perkembangan yang sangat mencolok dalam nilai-nilai karya sastra. Di antara sastra Indonesia Lama dengan “Keindonesiaan” (sastra dalam pemahaman saat ini) terdapat faktor yang sulit menghubungkan keduanya. Salah satunya akar yang menjadi perkembangan dan pertumbuhan karya sastra tersebut berdasar pada Melayu yang mana. Namun semua karya sastra Lama yang mendasari perkembangan sastra Indonesia modern tetap memiliki nilai-nilai yang terkandung.
DAFTAR RUJUKAN

Sutopo, Bakti, S.S., M.A. 2014. Sastra Indonesia Lama Mutiara yang Kaya Wacana. Yogyakarta: Aura Pustaka
Ismanto. 2009. Latar Belakang Kesusastraan Melayu, (online), (http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2353/latar-belakang-kesejarahan-kesusastraan-melayu), diakses pada 22 Oktober 2015. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu.

Korap, Bintang. 2011. Nilai-nilai dalam Karya Sastra, (online), (https://duniakorap.wordpress.com/2011/02/26/nilai-%E2%80%93-nilai-dalam-karya-sastra/), diakses pada 22 Oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar